Senin, 07 April 2014

Masa Kecil

             Aku lahir di sebuah desa kecil di dekat pemandian para raja, keraton surakarta hadiningrat.

Di desa "Jati" inilah aku dilahirkan. Sebuah desa yang ayem tentrem , gemah ripah loh jinawi.

Aku lahir sebagai anak bungsu , anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Sulakir dan Ibu Masiyem.
1. Anak pertama : Edy Sulistyo
2. Anak kedua    : Titik handayani
3. Anak ketiga    : Estri Mulyani
4. Anak keempat : Indah Muryani
5. Anak kelima    : Madiyono ( aku )

             Pada waktu itu , pepohonan masih rimbun di setiap sudut desa, setiap rumah pasti memiliki pohon bambu , paling sedikit satu dapur, sebagai penyejuk suasana dan sebagai kebutuhan perawatan rumah.
               Suasana desa Jati saat itu, jauh dari keramaian,  yang terdengar hanya suara - suara alam setiap waktunya. Pada waktu pagi aku dibangunkan oleh ibuku , yang terdengar semua jenis suara burung ,mulai dari kutilang, srikatan, cingcing goling, derkuku, cocak, decu, kepodang dan masih banyak lagi sampai aku lupa menyebutkannya.

SUASANA PAGI 
             suasana di pagi hari , penuh dengan suara alam burung-burung berkicau, yang paling aku suka suara burung cocak dan suara burung kepodang. kalau aku bangun kesiangan , ibuku pasti membangunkan aku dengan nyanyian :
              " cing - cing goling nangkrik neng ngepang, ...tangi-o tangi-o... srengenene wis duwur..."
 aku langsung bangun , mengucek-ucek mata dan minta gendong sampai ke meja tempat makan dan minum.
biasanya tiap pagi ibuku membuatkan teh atau susu bubuk kaleng diseduh air hangat. atau kalau enggak ibuku membuatkan Tajin ( air yang mengental hasil menanak nasi).
sementara itu ibuku menanak nasi atau menyiapkan dagangannya yaitu jamu gendong.

RUMAH MASA KECILKU

 inilah sketsa rumahku saat aku masih kecil.

kira - kira umurku 4 atau 5 tahun,karena aku belum sekolah saat itu tapi aku masih ingat kondisi rumahku saat itu.
Rumahku terbuat dari bambu anyam (gedhek) yang sudah bolong sana-sini, dengan tiang-tiang bambu dan atap genteng, serta lantai batu bata yang diurug tanah (jogan).
Teras depan hanya batu bata yang ditumpuk dengan tanah, lalu ada sebuah lincak ( sofa dari bambu).

SEBELAH BARAT RUMAH
ada rumahan kecil dari gedhek juga, sebagai gudang dan kandang ayam.
aku masih ingat didalam kandang tersebut ada kuda-kudaan kayu bekas mainan mas Edi waktu kecil.
lalu ada kebon , dengan tanaman bermacam-macam. kebanyakan singkong dan besusu (bengkoang), sebagai pagar kebon ada pohon trembesi, trembalo, asem, dan pagar belakang rumah ada pohon trembesi, jambu monyet, sogok telik. sengon. pagar depan rumah ada trembesi kelapa.

SEBELAH TIMUR RUMAH
ada sumur duduk, lalu kamar mandi yang terbuat dari gedhek juga dengan bak mandi berupa jembangan.
sumur tersebut menggunakan kerekan (roda katrol) untuk mengambil air, pada waktu itu kerekan masih langka digunakan, umumnya memakai senggot ( ungkitan dari bambu).
sedang pagar timur rumah ada pohon alpukat, dan pohon2 lainnya.

Gedhek ( bambu anyam) dilapisi dengan kotoran kerbau dan gamping (injet) , supaya bambu tidak dimakan rayap. gedhek tersebut dipasang sebagai tembok dan sebagai sekat ruang.

SEBELAH DEPAN RUMAH
Di depan rumah ada lincak yang terbuat dari bambu, kadangkala sore-sore kami duduk disini untuk bercengkrama , atau aku tiduran/duduk disini menunggu Bapak pulang kerja ( di perusahaan pengecapan batik).

Inilah skets dalam rumahku waktu aku kecil.


1. Tempat tidur besar ( Amben)
Tempat tidur ini kami pakai tidur bersama-sama waktu kecil, Aku ,mbak Titik, mbak estri, mbak indah dan ibu, tidur di tempat tidur itu bersama-sama. Kadang ibu mendongengkan cerita "Si Kancil" atau "Si Gothang karo klentreng ".

2. Tempat tidur kecil
Tempat tidur kecil ini  , biasa dipakai Bapak untuk istirahat. Katanya dulu dipakai mas Edi tidur , tapi waktu aku kecil , mas Edi sudah bekerja di waduk.

3. Sepeda Kebo
Sepeda ini dulu sering di pakai mbak Titik dan Mbak Estri sekolah. Aku dulu belajar naik sepeda dengan sepeda ini juga.

4. Meja tamu
Meja ini sering dipakai untuk belajar, atau mendengarkan radio. Bapakku sering mendengarkan radio ini kalo ada siaran keroncong.

5. Dapur
Waktu aku kecil dulu, dapur ini menjadi sumber kehidupan kami, kalau pagi untuk merebus jamu godogan dan memasak. kalo sore untuk merebus lompong untuk memberi pakan babi.

6. Tempat peralatan dapur
Semua peralatan dapur digantung disini ( wajan , panci , kendil , dll)

7. Almari besar
Disini kami menyimpan pakaian jadi satu.

8. Meja kecil oval
meja ini sekarang masih ada, biasanya kami menaruh minuman atau sesaji kalo pas bakdo.

9. Almari kecil
almari kecil ini tempat menyimpan pakaian Bapak.

10. Pintu Utama
Pintu rumah bagian depan,  terbuat dari bahan kayu jati , inep 2.

11. Pintu geser belakang
ini pintu belakang rumah kami, dari bahan bambu yang dibuat mirip pintu geser.

12. Pintu barat
ini pintu barat rumah kami, dari bahan bambu yang dibuat pintu geser juga.

              Pada waktu aku kecil , satu kampung penuh adalah tempat aku bermain, mulai dari ujung barat sampai ujung timur aku kenal semua anak-anaknya. Aku kenal semua sudut-sudut rumah mereka.
jika kakakku sudah berangkat sekolah semua, ibuku sudah menjinjing dagangan jamunya, sedangkan bapak sudah berangkat ke tempat pekerjaan di pengecapan batik, maka tinggal aku sendiri di rumah. Sebelum aku bisa bermain sendiri aku ditipkan ke Lik Arjo. Suasana kampung sangat sepi, yang terdengar hanya suara kotek-kotek ayam mbah sumo dan suara lesung mbah reso jarkasi, kadang sayup-sayup terdengar suara dung-dung dari setuman ( daerah angker).
aku bermain dengan teman - teman sebayaku. teman-teman sebayaku yaitu sarwanto , surayem, mlinjo, mardi, pono, muji, minthul.

( Namun sekarang ibuku dan Bapak sudah tiada, Semoga Tuhan memberikan tempat di Surga , bersama para Kudus dan di sisi kanan Allah Bapa. Amin.)


           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar